Cerita Dewasa Kisah Mesum Dengan Tukang Becak
Akas dengan tujuan Denpasar lewat Banyuwangi, aku segera naik bus tersebut dengan perasaan yang sudah ngantuk, lelah akan tetapi aku ingin rasanya segera sampai ditempat tujuan. Dalam perjalanan ini cukup banyak juga penumpangnya dan rata-rata tujuan mereka adalah Denpasar atau Banyuwangi, setelah menikmati perjalanan yang tidak begitu menyenangkan sekitar dua jam, maka sampailah kekota tujuanku yaitu Genteng, maka aku segera bersiap-siap untuk turun diterminal Genteng, karena hari sudah menjelang pagi maka bus tidak masuk ke dalam terminal akan tetapi hanya berhenti ditepi jalan depan terminal. Pada saat itu yang turun disana hanya beberapa orang saja termasuk diriku, setelah kakiku menginjakkan tanah maka beberapa abang becak datang menyerbu untuk saling berebut penumpang yang baru turun dari bus, mungkin ada sekitar lima atau enam orang abang becak yang mengerubuti aku, akan tetapi aku hanya menggelengkan kepala yang berarti bagi mereka aku tidak berniat untuk naik becak mereka, akan tetapi ada satu abang becak yang dengan gigihnya mengikuti aku walaupun aku sudah melangkahkan kakiku beberapa langkah dari kerumunan abang becak tersebut. Kulihat sepintas abang becak yang mengejarku tadi, masih muda, berbadan kekar dan lumayan ganteng untuk ukuran abang becak, maka aku mengiyakan saja ketika dia menawarkan diri untuk mengantarkan aku mencari tempat menginap.
Dalam perjalanan menuju hotel yang menjadi tempat tujuanku, maka terjadi percakapan yang biasa-biasa saja sebagai basi-basi, hingga sampailah di depan hotel yang menjadi tempat tujuanku, segera kubayar ongkosnya, dan pada saat itulah aku baru menyadari kalau tampilan abang becak yang satu ini begitu seksi dengan celana jeans belelnya yang lutut kiri dan kanan sengaja disobek dan yang terlebih membuatku dag dig dug adalah disebelah bawah kantong kirinya juga sobek yang lumayan lebar sehingga aku bisa melihat pangkal pahanya yang kekar itu dan hal ini makin membuatku jadi salah tingkah dan segera ada perasaan yang berdesir dalam hatiku untuk mencari berbagai cara dan alasan untuk bisa menggaetnya malam itu. Maka aku bertanya kepadanya. “Abis ini mau kemana?” tanyaku sekenanya.
“Yah, mau balik di depan terminal lagi sambil nunggu penumpang” “Kalau aku mau pakai kamu lagi gimana? Sebabnya tadi aku belum makan” “Yah, nggak apa-apa saya tunggu saja” “Gini aja aku pesan kamar dulu ke dalam, kamu tunggu dulu di depan yaa” “Hmm,” gumannya tidak jelas. Setelah aku menemui resepsionis dan sudah mendapatkan kamar yang kuinginkan maka aku kembali keluar untuk menemui abang becak tadi dan dia kuajak masuk dengan alasan aku mau mandi dulu. Dengan rada segan-segan akhirnya dia mau juga masuk ke dalam kamarku setelah sebelumnya dia memarkir becaknya dihalaman hotel dan kepada room boy yang mengantarkan aku kekamar kubilang kalau aku mau keluar lagi untuk cari makan dengan menggunakan jasa becaknya sehingga aku dengan leluasa mengajaknya masuk ke dalam kamar. Setelah sampai di kamar, kusuruh dia untuk mandi, akan tetapi dia menolak dengan alasan sudah malam dan dingin airnya, maka segera kubuka keran air hangat dan kusuruh dia untuk merasakan hangatnya air dan dengan sedikit rayuan gombal kalau air hangat dapat menyegarkan tubuh yang sedang capek, kemudian dia mau.
Dengan segera dia memasuki kamar mandi dan aku segera membereskan barang bawaanku setelah sekitar lima menit dia didalam kamar mandi, aku mengetoknya dari luar dengan alasan biar cepet selesai kalau mandinya bersamaan dan ternyata dia tidak keberatan dengan segera dibukanya slot kamar mandi dan aku segera masuk. Kudapati dia sudah telanjang bulat sambil menggosok badannya dengan sabun yang tersedia disana. Karena pada waktu itu dia menghadap ketembok maka aku tidak bisa melihat penisnya yang ingin segera kulihat karena dengan panampilannya yang seksi itu membuatku merangsang, maka aku segera melangkahkan kaki menuju bak mandi yang berarti aku membelakanginya setelah kuguyur badanku dengan beberapa gayung air hangat, kubalikan tubuhku menghadapnya untuk meminta sabun dari darinya dan barulah pada saat itu aku bisa melihat penisnya yang lumayan panjang dalam keadaan biasa, sehingga tanpa terasa penisku langsung tegak lurus dan diapun juga melihatnya dan komentarnya penuh dengan arti. “Lho, koq ngaceng penis sampeyan?” katanya. “Iyoo, ndelok penismu sing dowo itu opo,” jawabku juga sekenanya. “Hehehehe” “Koq iso dowo koyok ngene iki diapakno sih,” tanyaku lagi. “nDisik sering dikom karo teh anget,” jawabnya lagi. Dengan penuh ketidak sabaran segera kuraih penisnya yang panjang menggantung itu dan dia diam saja, sambil kukocok perlahan-lahan dan mulai terlihat reaksinya dengan sedikit mengeras dan makin mengeras dan terlihat makin panjang lagi sampai diatas pusarnya beberapa mili. “Ah, wong podo lanange koq dulinan penis,” katanya lagi. “Enggak opo-opo, aku seneng nek ndelok penis sih dowo ngene,” jawabku. “Nek gelem emuten pisan opoo,” katanya lagi. Tanpa dikomando dua kali maka segera jongkok di depan selakangannya dan kuselomot tuh penis yang sudah tegang mengacung itu sambil sesekali kusiran dengan air hangat dari bak kamar mandi.
Dan dia hanya berdiri sambil diam mematung sambil sesekali mendesis keenakan dan mengelus-elus kepalaku Setelah permaian berjalan sekitar seperempat jam didalam kamar mandi dan itu baru pemanasan saja, karena belum ada tanda-tanda dia akan mencapai puncak kenikmatannya. Maka kamipun meraih handuk yang tersedia didalam kamar mandi dan segera mengeringkan badan kami masing-masing dan menuju ketempat tidur dengan ukuran yang cukup besar untuk dipakai berguling-guling dua orang. Setelah kutelentangkan dia ditempat tidur dan dia menurut saja tanpa ada perlawanan dan penolakan, maka segera kucumbui dia mulai dari cuping telinganya, ke arah pipinya kemudian bibirnya, mula-mula dia diam saja akan tetapi lama kelamaan dia mulai merespon semua kegiatanku untuk mencumbuinya, kemudian kuturunkan lagi kelehernya, dan terus menjulur kebawah lagi ke arah ketiaknya dan kucium aroma yang membuatku makin terangsang, yaitu aroma laki-laki jantan dengan baunya yang sangat khas sekali. Mungkin kalau dalam keadaan biasa aku akan merasa jijik untuk menjilati ketiak yang berbulu dan berbau, akan tetapi pada pagi hari itu hilang sudah perasaan jijik dan lain sebagainya yang ada hanya rangsangan demi rangsangan yang makin membuatku mabuk kepayang. Terus cumbuanku kuteruskan ke arah putingnya yang berwarna hitam kecoklatan dan ditumbuhi beberapa bulu yang cukup panjang-panjang, kemudian kuteruskan lagi ke arah pusarnya dengan cara memasukan lidahku ke dalam lubang pusarnya dan dia mengelinjang-ngelinjang kegelian sambil mendesah penuh dengan kenikmatan.
Kemudian kuarahkan cumbuan bibirku ke arah pinggangnya dan terus turun kebawah lagi ke arah jembutnya yang tumbuh dengan kasar dan kaku itu terus kukulum ujung penisnya yang hitam tegar itu dan menjulang tegak sepanjang sejengkal tanganku yang kukira-kira panjangnya sekitar 20 cm. Kuemut dengan memasuk-keluarkan dengan mulutku terus dan kudengar rintihan makin keras dan mendesis-desis seperti ular yang sedang mencari mangsa. Setelah cukup lama aku menyelomoti penisnya, segera kuambil lotion yang sudah kupersiapkan disebelah tempat tidur, kemudian kuolesi lubang anusku dengan lotion dan segera aku merangkak ke atasnya dan mulai berusaha untuk memasukan penisnya yang panjang itu ke dalam lubang kenikmatanku, setelah semua penisnya masuk sampai pangkalnya aku segera menaik turunkan bokongku dan dia rupanya masih menikmati permainan sex yang sebelumnya belum pernah dia dapatkan, setelah cukup lama aku naik turun diatas penisnya yang tegak mengacung itu, akhirnya dia memintaku untuk melepaskannya dan menyuruhku untuk telentang dan sambil mengangkat kedua belah kakiku ke atas pundaknya kemudian dia mulai menunduk dan memasukkan penisnya yang masih tegang mengacung itu ke dalam lubang kenimatanku sambil terus mengenjotnya dan kurasakan batang penisnya yang panjang itu sampai ke dalam perutku yang menyodok-nyodok dengan liarnya sambil melenguh-lenguh diantara desisan kenikmatan yang dia rasakan.
“Aaahh, aauucchh” “Ayoo teruss ggooyaanngg” “Yaahh” “Uuuhhaahh” “AAaauucchh” Dan gerakan maju mundurnya makin lama makin cepat sampai akhirnya dia tersungkur diatas dadaku sambil merasakan puncak kenikmatannya dengan mengeluarkan pejuh yang sangat banyak dalam lubangku yang sampai kurasakan meleleh keluar dari antara lubang anusku dan penisnya yang masih tertancap dalam lubangku, cukup lama dia memeluk aku dan sambil tersenyum dia berkata, “Enak ee,” katanya. Kemudian dia bangkit dari pelukanku dan kemudian dia menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri dan mandi lagi dengan air hangat, kalau sebelumnya dia masuk ke dalam kamar mandi dengan mengunci pintunya maka untuk kali ini pintu kamar mandi dibiarkannya dalam keadaan terbuka dan kulihat dia sedang mencuci penisnya dengan air hangat dan kuawasi dia dari tempat tidur, sedangkan aku pada saat itu masih belum mendapatkan kepuasan dengan mengecrotkan pejuhku. Aku maklum akan hal itu karena yang kuhadapi sekarang itu bukanlah seorang gay akan tetapi seorang lekong asli yang sama sekali tidak mengenal hubungan sesama jenis, sehingga mungkin dia tidak mengerti kalau dalam hubungan seperti harus take and give atau harus saling memuaskan lawan mainnya. Kemudian akupun bangkit dari tempat tidurku
dengan penisku masih ngaceng penuh karena belum keluar pejuhku, kususul dia kekmar mandi untuk mengguyur tubuhku dengan air hangat pula dan kulihat dia sudah selesai mandi dan sudah mengeringkan badannya dan mulai memakai celdalnya atau Cd-nya dan celana pendek kolor warna abu-abu, kemudian dia rebahan diatas tempat tidur sambil telentang. Setelah selesai dari kamar mandi aku menyusulnya rebahan diatas tempat tidur namun aku masih dalam keadaan telanjang bulat dan penisku sudah mulai surut dari ngacengnya. Kamipun mengobrol sambil menanyakan identitas kami masing-masing. Dari obrolan itu baru kuketahui kalau namanya adalah Giman, dia adalah orang asli kota itu dan dia sudah beristri dan mempunyai seorang anak yang baru berumur sekitar tiga tahun dan dia memulai pengalaman sexnya dengan seorang wanita sejak kelas dua SMU yaitu sekitar umur 16-17 tahun, dan kadang-kadang dia juga suka jajan dengan perempuan jalanan kalau dia mempunyai kelebihan uang dari hasil narik becaknya. Dan ketika kutanya tentang bagiamna rasanya pengalaman sek yang baru dia rasakan tadi lalu katanya, “Luwih enak,” katanya. “Enak apane,” tanyaku penasaran. “Luwih seret, luwih keset dibandingno main karo wong wedok,” katanya polos. “Nek ngono gelem maneh yoo?” pancingku. “Hmm,” gumamnya.
Dia tidak mengatakan sesuatu akan tetapi pandangan matanya mempunyai arti tersendiri bagiku, maka segera kuraih kembali penisnya yang sudah lemas dibalik celana pendeknya yang cukup ketat itu dan kuelus-elus lagi dengan perlahan-lahan, sambil kugesek-gesek dan mulai tampak reaksinya dengan makin bertambah panjang dan mengerasnya kembali penisnya, kemudian kulorot celana pendeknya dan ketika itu penisku kembali tegang mengacung kembali kemudian kuraih tangannya untuk memegang penisku. Mulanya dia canggung dan segan akan tetapi akhirnya dia mau juga mengocok penisku akan tetapi tidak seprofesional sparing partnerku yang benar-benar gay, terus kulorot kembali CD-nya dan kulihat penisnya yang panjang menjulang sudah mengacung kembali, kuemot kembali dengan posisi 69, walaupun begitu aku tidak memintanya untuk menghisap penisku karena aku tahu dia pasti akan menolaknya karena belum biasa, akan hal itu tidak menjadi masalah bagiku, dengan kocokan yang tidak teratur pada penisku hal itu sudah cukup untuk membuat rangsangan pada diriku makin meningkat, setelah cukup lama aku mengemotnya maka segera kuminta dia untuk bangkit dari tidurnya dan segera menindih tubuhku dan kubimbing penisnya yang panjang tegak mengacung itu memasuki lubang anusku. “Aaahh” “Aaayyoo teeruss genjot,” pintaku. “Hmm” Makin lama gerakannya makin cepat dan menggila kekanan kekiri sehingga kurasakan desakan penisnya menusuk kekanan dan kekiri didalam anusku sampai akhirnya kembali kudengar lenguhannya diiringi dengan muncratnya pejuhnya. “AAaaoocchh enaakk,” katanya. “Ssseeddaapp”
“Aaahh nniikkmmaatt” Sebelum dia melepaskan penisnya dari lubangku dan masih kurasakan kehangatan dan denyutan penisnya, maka segera aku mengocok penisku makin lama makin cepat sambil diawasinya sampai aku akhirnya melenguh. “Aaauucchh” Jrot.. Jrot.. Jrott Pejuhku muncrat diatas dadaku, kemudian kudekap dia, sampai cukup lama sambil penisnya yang sudah mulai melemas tertancap dilubangku, dua ronde sudah permainan yang dilakukannya pada diriku, setelah dia bangkit dari dekapanku kulihat pejuhku yang tadinya muncrat didadaku, terlihat pula lelerannya didadanya karena dekapanku tadi kemudian segera dia menuju ke kamar mandi lagi dan kudengar siraman air mengguyur tubuhnya. Sejenak kemudian aku menyusulnya ke dalam kamar mandi dan kami mandi bersama saling menggosok, saling menyabun dan sekali-kali tangan nakalku memegang penisnya yang sudah tidak tegang lagi akan tetapi masih cukup panjang, setelah selesai berpakaian kami ngobrol sebentar,